TAFSIR SURAT ALI IMRAN AYAT 38-51

By | 12/07/2015

Tafsir Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat Yang Ke: 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, Dan 51.
Ini adalah lanjutan dari tafsir ayat sebelumnya.

Ayat 38-41: Kabar gembira kepada Zakariyya ‘alaihis salam dengan kelahiran Yahya ‘alaihis salam

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (٣٨) فَنَادَتْهُ الْمَلائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (٣٩) قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (٤٠) قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ إِلا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ (٤١

38. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya[1], dia berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik[2] dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa”.

39. Kemudian malaikat memanggil Zakariya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab (katanya), “Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan kalimat[3] (yang datang) dari Allah, menjadi panutan[4], menahan diri (dari hawa nafsu)[5] dan seorang nabi di antara orang-orang saleh”.

40. Zakariya berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?”. Allah berfirman, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”

41. Zakariya berkata, “Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung)”. Allah berfirman: “Tandanya bagimu, adalah bahwa kamu tidak dapat berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah[6] di waktu petang dan pagi hari”.[7]

Ayat 42-44: Ucapan malaikat kepada Maryam, serta bukti kebenaran wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

وَإِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاءِ الْعَالَمِينَ (٤٢) يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ (٤٣) ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ (٤٤)

42. Dan (ingatlah) ketika malaikat berkata: “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu[8], menyucikan kamu[9] dan melebihkan kamu di atas segala wanita di dunia[10].

43. Wahai Maryam! Taatilah selalu Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’[11].

44. Itulah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak hadir bersama mereka, ketika mereka melemparkan anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam[12]. dan kamu tidak hadir bersama mereka ketika mereka bertengkar.

Ayat 45-51: Penciptaan Isa putera Maryam ‘alaihis salam, kenabiannya dan mukjizatnya

إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (٤٥) وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلا وَمِنَ الصَّالِحِينَ (٤٦) قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٤٧) وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ (٤٨) وَرَسُولا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الأكْمَهَ وَالأبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٤٩) وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلأحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (٥٠) إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٥١)

45. (Ingatlah), ketika para malaikat berkata: “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[13] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam[14], seorang terkemuka[15] di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada) Allah,

46. Dan dia berbicara kepada manusia (sewaktu) dalam buaian[16] dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk orang-orang yang saleh.”

47. Maryam berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin[17] aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril). “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah sesuatu itu[18].

48. Dan Allah mengajarkan kepadanya kitab[19], hikmah[20], Taurat dan Injil.

49. Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil[21] (yang berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu[22], yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah[23]. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit sopak[24]. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah[25], dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan[26] dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu[27], jika kamu orang beriman.

50. Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku[28], dan agar aku menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu[29]. Dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah[30] dan taatlah kepadaku[31].

51. Sesungguhnya Allah Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia[32]. Inilah[33] jalan yang lurus”[34].


[1] Saat Zakariyya melihat keistimewaan yang diberikan Allah kepada Maryam dengan diberikan rezeki dan karunia-Nya.

[2] Yang baik akhlak dan adabnya.

[3] Maksudnya: Membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak, yaitu Nabi Isa ‘alaihis salam.

[4] Ia memiliki sifat-sifat mulia yang menjadikannya sebagai tokoh atau panutan masyarakat yang dimintai pendapatnya.

[5] Dalam hatinya tidak ada rasa tertarik dengan wanita dan sibuk beribadah kepada Allah.

[6] Yakni kerjakalah shalat.

[7] Di ayat 40 dengan 41 terdapat munasabah (keterkaitan), yaitu sebagaimana Allah menahan berlakunya sebab meskipun sebab itu ada, seperti tidak mampu Zakariya berbicara dengan orang lain, padahal ada sebabnya, Allah juga berkuasa mengadakan sesuatu tanpa sebab, seperti lahirnya Yahya, padahal Zakariya sudah tua, ditambah dengan istrinya yang mandul. Hal ini menunjukkan, bahwa sebab semuanya di bawah qadha dan qadar Allah Azza wa Jalla.

[8] Untuk mentaati-Nya.

[9] Yaitu dari akhlak yang buruk.

[10] Bisa pada masa itu dan bisa juga secara mutlak di setiap masa. Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِيْنَ : مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ وَ خَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَ فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ . ‌

“Cukuplah bagimu mengenali wanita terbaik di dunia, yaitu: Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah istri Fir’aun.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3143)

[11] Dengan melaksanakan shalat secara berjama’ah. Hal ini sebagai tanda syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya.

[12] Saat ibu Maryam pergi membawa Maryam ke para pelayan Baitul Maqdis, maka orang-orang yang berada di sana bertengkar, siapa di antara mereka yang akan mengurus Maryam. Mereka pun mengadakan undian dengan melempar pena mereka ke sungai. Bagi pena yang tidak terbawa air, maka dialah yang mengurusnya, dan ternyata pena yang tidak terbawa air adalah pena Zakariya; nabi mereka dan orang yang utama di antara mereka.

[13] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yaitu Nabi Isa ‘alaihis salam. Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengutus Jibril kepada Maryam, lalu Jibril meniupkan ruh dari leher baju Maryam, maka tiupan itu masuk ke dalam diri Maryam, kemudian Allah mengembangkan ruh itu, sehingga ia menjadi manusia dari materi ruh. Oleh karena itulah, ia disebut Ruuhullah, yakni ruh ciptaan Allah.

[14] Dinisbatkan kepada Maryam untuk mengingatkan bahwa Isa lahir tanpa bapak. Yang demikian tidaklah mustahil bagi Allah, bukankah Nabi Adam ‘alaihis salam lahir tanpa bapak dan ibu, sedangkan Hawa’ lahir dari laki-laki, yaitu dari tulang rusuk Nabi Adam ‘alaihis salam.

[15] Yakni memiliki kedudukan tinggi baik di dunia dan di akhirat. Allah menjadikannya termasuk rasul ulul ‘azmi pemilik syari’at yang besar dan pengikut yang banyak. Allah menyebarkan pujian untuknya di timur dan barat. Di akhirat, ia termasuk orang-orang yang didekatkan dengan Allah, bahkan termasuk pemuka orang-orang yang dekat dengan Allah.

[16] Berbicara untuk berdakwah dan mengarahkan manusia, bukan berbicara biasa, tetapi berbicara dengan pembicaraan para rasul. Berbicaranya Nabi Isa di masa buaian merupakan mukjizat besar dari Allah, di mana kaum mukmin dapat mengambil manfaat, menjadi hujjah terhadap orang-orang yang menentang, menunjukkan bahwa Beliau utusan Allah Rabbbul ‘alamin, dan bahwa Beliau adalah hamba Allah sekaligus sebagai nikmat dan pembelaan terhadap ibunya dari tuduhan yang diarahkan kepadanya.

[17] Perkataan ini merupakan istighrab (ungkapan aneh) dari Maryam, bukan berarti ia ragu-ragu tehadap kemahakuasaan Allah.

[18] Barang siapa yang meyakini hal ini, maka hilanglah anggapan aneh tersebut. Dan termasuk hikmah Allah Subhaanahu wa Ta’aala adalah memberitakan kepada hamba-hamba-Nya perkara asing atau aneh kepada yang lebih aneh lagi secara bertahap. Disebutkan tentang kelahiran Yahya bin Zakaria dari kedua orang tua yang satu sudah tua dan yang satu lagi mandul, kemudian disebutkan lagi hal yang lebih aneh lagi, yaitu lahirnya Isa putera Maryam ‘alaihis salam tanpa bapak, hal ini untuk menunjukkan hamba-hamba-Nya bahwa Allah berbuat sesuai kehendak-Nya, dan bahwa apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, sedangkan yang tidak Dia kehendaki, maka tidak akan terjadi.

[19] Kitab di sini ada yang mengartikan dengan “menulis”, hal itu, karena menulis merupakan nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-hamba-Nya, oleh karena itu Allah memberi nikmat kepada mereka dengan mengajarkan dengan pena sebagaimana yang disebutkan dalam surat yang pertama turun, yaitu surat Al ‘Alaq, “Alladziy ‘allama bil qalam” (Yang mengajarkan (manusia) dengan pena). Ada pula yang mengartikannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil.

[20] Hikmah artinya mengetahui rahasia syara’ dan mampu memposisikan sesuiatu pada tempatnya. Hal ini merupakan nikmat Allah kepada Nabi Isa ‘alaihis salam dengan diajarakan-Nya menulis, ilmu dan hikmah, di mana semua ini merupakan kesempurnaan pada diri seseorang. Pada ayat selanjutnya disebutkan lagi kelebihan lainnya yang diberikan Allah kepadanya.

[21] Baik di waktu kecil atau setelah baligh.

[22] Yang menunjukkan kebenaran kerasulanku.

[23] Nabi Isa ‘alaihis salam kemudian membuatkan untuk mereka dari tanah sesuatu berbentuk burung, maka burung itu terbang, dan mereka menyaksikannya. Setelah burung itu hilang dari pandangan mereka, maka burung itu pun jatuh dan mati untuk membedakan antara buatan makhluk dengan buatan Al Khaliq (Pencipta) yaitu Allah dan agar diketahui bahwa kesempurnaan semuanya milik Allah.

[24] Disebutkan kedua penyakit ini, karena keduanya merupakan penyakit berat. Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengutus Nabi Isa di waktu pengobatan sedang terkenal, Beliau mengobati manusia pada waktu dengan berdo’a kepada Allah dengan syarat mereka mau beriman.

[25] Disebutkan kata-kata “dengan izin Allah” untuk menghilangkan anggapan dirinya sebagai tuhan.

[26] Baik yang telah dimakan maupun yang akan dimakan nanti.

[27] Semua itu merupakan tanda yang besar, yaitu menjadikan benda mati menjadi hidup, menyembuhkan penyakit yang tidak sanggup disembuhkan oleh para dokter, menghidupkan yang mati dan memberitahukan hal-hal ghaib. Semua itu mengharuskan mereka beriman kepada kerasulannya.

[28] Hal ini pun sama sebagai bukti kerasulannya.

[29] Nabi Isa ‘alaihis salam memberitakan bahwa syari’at Injil adalah syari’at yang mudah, di mana Beliau menghalalkan sebagian yang sebelumnya haram, hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan hukum-hukum yang ada dalam taurat tidak dimansukh oleh Injil, bahkan disempurnakan dan diperkuat.

[30] Dengan mengerjakan apa yang aku perintahkan kepada kalian berupa mentauhidkan (mengesakan) Allah dan mentaati-Nya.

[31] Hal itu, karena taat kepada rasul sama saja taat kepada Allah.

[32] Inilah dakwah Nabi Isa ‘alaihis salam, yakni sama seperti para nabi dan rasul lainnya, sama-sama mengajak manusia mentauhidkan Allah. Namun kaumnya mendustakan Beliau dan tidak mau beriman. Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang meyakini trinitas –Maha Suci Allah-, dan bahwa yang demikian bukanlah ajaran Nabi Isa ‘alaihis salam.

[33] Yaitu beribadah kepada Allah, bertakwa kepada-Nya dan mentaati Rasul-Nya.

[34] Yakni jalan yang menghubungkan kepada Allah, menghubungkan kepada surga-Nya, sedangkan jalan selain ini menghubungkan ke neraka.

Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Ali Imran, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.